Penyejuk Qalbu: Orang yang haram tersentuh oleh api neraka: Maha Suci Allah yang telah menciptakan bumi dan seluruh isinya. Allah juga telah menciptakan manusia sebagai khalifah (pemimpin) di muka bu...
https://www.facebook.com/Baitussajidin27/?ref=bookmarks
!doctype>
Sabtu, 27 Januari 2018
Jumat, 26 Januari 2018
Orang yang haram tersentuh oleh api neraka
Maha Suci Allah yang telah menciptakan bumi dan seluruh isinya. Allah juga telah menciptakan manusia sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi, untuk menjaga kemaslahatan di muka bumi. Kelak kepemimpinan manusia itu akan diminta pertanggung jawaban. Oleh karena itu manusia kelak akan ada yang di surga dan ada pula yang di neraka.
Sudah menjadi hal yang lumrah naluri
manusia mengiginkan kebaikan bukan keburukan. Begitu juga umat Islam yang
sangat menginginkan surga dan dijauhkan dirinya dari api neraka. Begitu
mengerikannya api neraka sehingga tak ada seorangpun yang dapat membayangkannya.
Ternyata Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang memberikan jaminan dijauhkan api neraka bagi umat yang memiliki
kritea dalam hadits yang diucapkan Rasulullah SAW.
1. Empat Golongan Orang yang haram tersentuh api neraka
ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ، ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ،ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮُﻛُﻢْ
ﺑِﻤَﻦْ ﺗُﺤَﺮَّﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ- ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﺑَﻠَﻰ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻗَﺎﻝَ :
ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﻫَﻴِّﻦٍ، ﻟَﻴِّﻦٍ، ﻗَﺮِﻳﺐٍ، ﺳَﻬْﻞٍ.
Nabi Saw berkata, “Maukah kalian aku
tunjukkan orang yang haram (tersentuh api) neraka..? Para sahabat berkata,
“Iya, wahai Rasulallah..!!! Beliau menjawab, “( orang yang haram tersentuh api neraka ialah
orang yang Hayyin, Layyin, Qorib, Sahl.”
(HR. At Tirmidzi & Ibnu Hibban)
(HR. At Tirmidzi & Ibnu Hibban)
Hayyin
adalah orang yang dalam dirinya memiliki
ketenangan lahir dan batin, tidak mudah mencaci maki, melaknat serta tenang
jiwanya.
Layyin
adalah Orang yang lembut dalam bertutur
kata maupun sikapnya. Dengan sesama manusia ia selalu berbuat baik dan tidak
pernah menyakiti hati saudaranya. Bahkan orang yang memiliki sifat Layyin ialah
mereka yang senantiasa mendahulukan orang lain dari pada kepentingannya
pribadi.
Qorib
artinya dekat, cenderung bersifat mudah
akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Hal tersebut karena sifatnya yang
ramah, dan menyenangkan saat diajak berbicara serta murah senyum bila jika
bertemu
Sahl
adalah orang yang senang membantu orang
lain, dan menjauhkan diri dari merepotkan orang lain. Orang yang memiliki sifat
ini merupakan muslim sejati yang diumpamakan dengan sifat seekor lebah, yang
membawa manfaat dan tidak membawa kerugian, kecuali jika ia diserang.
2. Orang yang Ridha
فإن الله حرم علي النار من قال لاألاأله ألا الله يبتغي بذلك وجه الله
“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas
Neraka orang yang mengucapkan “Laa illaha illallah” karena
menginginkan ridha Allah.” (HR.Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits tersebut, dapat disimpulkan
bahwa orang yang senantiasa berdzikir (mengucap Laa illaha illallah) dengan
ridha dan ikhlas akan dijamin oleh Allah dijaga dari api neraka.
Mudah-mudahana kita semua tergolong dalam
golongan orang-orang yang diberkati, dirahmati serta dikasihi oleh Allah SWT
Wallahu A’lam Bish-showab
Minggu, 07 Januari 2018
Sejarah kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW
Masa Kelahiran Nabi Muhammad
Sebelum kelahiran Nabi Muhammad, ada banyak hal yang terlihat jauh berbeda jika dibandingkan dengan pasca kelahirannya dan ditandai dengan perisitiwa yang terjadi sangat luar biasa pada saat itu.Masa Jahiliyah
Zaman jahiliyah yaitu zaman kebodohan, sebelum kelahiran nabi. Dimana umat nabi ketika itu terbiasa menyembah patung-patung berhala. Mereka terbiasa juga dengan mabuk-mabukan, main judi, maksiat dan merendahkan derajat kaum wanita. Hidupnya berpindah-pindah dan terpecah kedalam beberapa suku yang disebut dengan “kabilah“. Hidup yang penuh dengan kebebasan dan tidak memiliki aturan dalam bermasyarakat, Sehingga kehidupannya pada saat itu sangat kacau.Peristiwa “Tahun Gajah”
Peristiwa “Tahun Gajah” merupakan peristiwa terjadinya penyerbuan kota Makkah oleh Pasukan Abrahah, pada masa kelahiran Nabi Muhammad. Tahun Gajah ini ialah tahun terjadinya penyerangan Ka’bah oleh pasukan atau tentara Raja Abrahah yaitu Gubernur Habsyi di Yaman. Serombongan pasukan Gajah yang dipimpinnya ini hendak menghancurkan Ka’bah karena bangsa Quraisy akan semakin terhormat dan pada setiap tahunnya selalu ramai umat manusia untuk melakukan ibadah haji. Ini yang membuat Abrahah ingin membelokkan umat manusia agar tidak lagi datang ke Makkah. Lalu Abrahah mendirikan gereja besar di Shan’a yang bernama Al-Qulles. Namun usahanya itu tak berhasil , tak seorang pun mau datang ke gereja Al Qulles itu. Abrahah sangat marah besar dan pada akhirnya mengerahkan tentara bergajah untuk menyerang Ka’bah.Didekat Makkah pasukan bergajah merampas harta benda penduduk termasuk 100 ekor Unta milik Abdul Muthalib kakek nabi Muhamad. Ketika ka’bah hendak dihancurkan, Allah SWT mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil dengan paruhnya. Kerikil-kerkil itu dijatuhkan tepat mengenai kepala masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke badan mereka sampai mati. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Fiil ayat 1-5. (QS 105 :1-5). Pasukan bergajah ini hancur lebur mendapat adzab dari Allah SWT. Dimasa inilah kemudian lahir seorang nabi akhiruzzaman yaitu Muhammad dari pasangan Abdullah dan Siti Aminah. Peristiwa inilah yang menandai tahun kelahiran Muhammad dan pada akhirnya disebut Tahun Gajah.
Masa Kecil Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad sejak kecilnya telah diberikan kehidupan layaknya manusia biasa, padahal beliau sangat dimuliakan oleh Allah SWT, bahkan sejak dikandunganpun beliau telah ditinggalkan oleh Ayahnya. Beliau terlahir dalam keadaan yatim, dan pada usia 6 tahun beliau ditinggal oleh ibunya. Sehingga beliau menjadi seorang yatim piatu, beliau merasakan apa yang dialami oleh manusia pada umumnya. Dan di usianya yang ke 8 tahun, beliau ditinggal oleh kakeknya Abdul Muthalib. Kehidupan yang beliau jalani dapat menjadi panutan seluruh umat manusia.Nabi Muhammad disusui oleh Tsuaibah selama 3 hari dan oleh kakeknya beliau disusukan juga kepada Halimah As-Sa’diyah dan berada dalam asuhannya kurang lebih 6 tahun. Dalam usia 5 bulan beliau sudah bisa berjalan dan pada usia 9 bulan sudah lancar berbicara. Semasa kecilnya beliau juga telah menggembalakan kambing. Abu Thalib (paman nabi) mengajak berdagang ketika usianya 12 tahun ke negri Syam. Beliau diasuh pamannya setekllah ditinggal wafat kakeknya, dan mengasuh serta menjaga nabi sampai pada usia lebih dari 40 tahun.
Dibelahnya Dada Muhammad
Malaikat Jibril menelentangkan nabi Muhammad di usianya ke 4 tahun, lalu membelah dadanya dan mengeluarkan hati serta segumpal darah dari dada nabi Muhammad SAW kemudian malaikat Jibril mencucinya dan menatanya kembali ke tempatnya dan nabi Muhammad tetap dalam keadaan sehat bugar.Dakwah Nabi Muhammad SAW
Rasulullah SAW menerima wahyu untuk menyampaikan dan menyiarkan ajaran agama Islam dan mengajak umat manusia untuk menyembah Allah SWT. Beliau menyampaikan dakwahnya secara sembunyi-sembunyi. Adapun orang-orang yang pertama masuk Agama Islam atau disebut dengan Assabiqunal Awwwalun yaitu keluarga dan para sahabatnya, yaitu: istrinya Siti Khadijah, sahabatnya Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As-Shiddiq, anak angkatnya Zaid bin Haritsah, Utsman bin Affan, Zubair dan masih banyak lagi keluarga dan para sahabat Rasul yang lainnya.Selama 3 tahun lamanya Rasulullah SAW berdakwah secara sembunyi sembunyi dari satu rumah ke rumah lainnya. Kemudian turunlah surat Al Hijr: 94 (QS 15 ayat 94). Yang artinya “Maka sampaikanlah secara terang-terangan segala apa yang telah diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik (QS Al Hijr : 15)”. Dengan turunnya ayat ini maka Rasulullah SAW menyiarkan dakwahnya secara terang-terangan. Tanggapan orang-orang Quraisy pada saat itu sangat marah dan melarang penyiaran islam yang dibawa oleh nabi bahkan nyawa nabi Muhammad sangat terancam. Namun Nabi dan para sahabatnya semakin kuat dan tangguh menghadapi tantangan dan hambatan yang dihadapi dengan ketabahan serta sabar walau ejekan, caci maki, olok-olokan dan menentang seluruh ajaran Nabi.
Masa Kerasulan Nabi
Pada masa kerasulan Nabi Muhammad SAW tahun ke 10 pada saat “Amul Huzni”
yaitu tahun duka cita dimana pamannya Abu Thalib dan istrinya Siti
Khadijah wafat serta umat Islam dalam keadaan sengsara. Ditengah-tengah
kesedihannya, beliau dijemput Malaikat Jibril untuk Isra’ Mi’raj
yaitu melakukan perjalanan dari masjidil Aqsha ke Masjidil Haram sampai
ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT dan untuk menerima
perintah shalat lima waktu. Pada tahun 10 H nabi melakukan haji wada’
atau haji terakhir. Dalam wukufnya di Arafah, beliau menyampaikan
khutbahnya yang berisi kan tentang larangan melakukan penumpahan darah
kecuali dengan cara yang benar, larangan mengambil harta orang lain
dengan cara yang tidak benar, larangan memakan harta riba, hamba sahaya
harus diperlakukan dengan cara yang baik, dan agar umatnya selalu
berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Sunah Nabi SAW. Setelah berdakwah
selama 23 tahun, beliau wafat pada usia 63 tahun.
Rabu, 29 November 2017
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Dalil-Dalil yang memperbolehkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Merayakan peringatan Maulid Nabi Saw pada dasarnya adalah sambutan dan penghormatan terhadap beliau. Sambutan dan penghormatan terhadapnya merupakan perkara yang disyariatkan secara pasti (qath’i) karena termasuk prinsip utama dari segala prinsip dasar.
Peringatan maulid Nabi shollallohu 'alaihi wasallam merupakan ungkapan kegembiraan dan kebahagiaan terhadap Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam yang mana orang kafir pun dapat memperoleh manfaat dari kegembiraan itu seperti yang terjadi pada Abu Lahab. Imam Bukhori meriwayatkan :
"Urwah berkata; Tsuwaibah adalah bekas budak Abu Lahab. Waktu itu, Abu Lahab membebaskannya, lalu Tsuwaibah pun menyusui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan ketika Abu Lahab meninggal, ia pun diperlihatkan kepada sebagian keluarganya di alam mimpi dengan keadaan yang memprihatinkan. Sang kerabat berkata padanya, "Apa yang telah kamu dapatkan?" Abu Lahab berkata."Setelah kalian, aku belum pernah mendapati sesuatu nikmat pun, kecuali aku diberi minum lantaran memerdekakan Tsuwaibah." (Shohih Bukhori, no.5101)
Orang Kafir saja ( Abu Lahab ) diringankan adzabnya setiap hari senen karena gembira dengan kelahiran Rasulullah SAW, bagaimana dengan orang yang sepanjang hidupnya selalu bergembira dengan kelahiran junjungannya Muhammad SAW dan matinya dalam keadaan bertauhid.
Rasulullah sendiri pernah merayakan hari kelahiran beliau sendiri yaitu dengan berpuasa pada hari senin. Ketika ditanyakan oleh para shahabat beliau menjawab :
"Pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu pula aku (untuk pertama kali) menerima wahyu." (Shohih Muslim,no.1162 dan Musnad Ahmad, no.22550)
Pembacaan kisah maulid yang mulia yang dapat menghantarkan kita untuk mengucapkan sholawat dan salam atas beliau sebagaimana hal tersebut dianjurkan dalam Al-qur'an, dengan firman Alloh :
”Sesungguhnya Allah SWT dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya". (Q.S. Al-Ahzab : 56)
Kita memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dengan dasar-dasar yang benar
Pertama: Kita memperingati Maulid Nabi bukan hanya pada hari kelahirannya, tapi selalu dan selamanya, di setiap waktu dan setiap kesempatan, ketika kita mendapatkan kegembiraan, lebih-lebih lagi pada bulan kelahiran beliau, yaitu Rabi’ul Awwal, dan pada hari kelahiran baginda, hari Senin.
Tidak layak seorang yang berakal bertanya, “Mengapa kamu memperingatinya?” Seolah-olah dia bertanya, “Mengapa kamu bergembira dengan adanya Nabi S.A.W.?”.
Apakah sah bila pertanyaan ini timbul dari seorang yang Islam, yang mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah? Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang bodoh dan tidak memerlukan jawaban. Seandainya saya, misalnya, harus menjawab, cukuplah saya menjawabnya demikian, “Saya memperingatinya karena saya gembira dan bahagia dengan Baginda, saya gembira dengan Baginda, sebab saya mencintainya, dan saya mencintainya sebab saya seorang mukmin”.
Kedua: Yang dimaksudkan dengan peringatan Maulid adalah, berkumpul untuk mendengarkan siroh Baginda dan mendengarkan pujian-pujian tentang diri Baginda, juga memberi makan orang-orang yang hadir, memuliakan orang-orang fakir dan mereka yang memerlukan, serta menggembirakan hati orang-orang yang mencintai Baginda.
Ketiga: Kita tidak mengatakan bahwa peringatan Maulid itu dilakukan pada malam tertentu dan dengan cara tertentu, yang dinyatakan oleh nas-nas syariat secara jelas, seperti sholat, puasa, dan ibadah yang lain. Tidak macam itu.
Peringatan Maulid tidak seperti sholat, puasa, dan lain-lain. Tetapi juga tidak ada dalil yang melarang peringatan ini, karena berkumpul untuk mengingat Allah dan Rasul-Nya serta hal-hal lain yang baik adalah sesuatu yang harus diberi perhatian, terutama pada bulan Maulid.
Keempat: Berkumpulnya orang untuk memperingati acara ini adalah ajakan terbesar untuk dakwah, dan merupakan kesempatan yang sangat berharga yang tak boleh diabaikan. Bahkan, para da’i dan ulama, wajib mengingatkan manusia tentang Nabinya, baik akhlaknya, hal ihwalnya, sirohnya, muamalahnya, maupun ibadahnya. Di samping itu menasehati mereka menuju kebaikan dan kebahagiaan serta memperingatkan mereka dari bala, bid’aah, keburukan, dan fitnah.
https://www.facebook.com/Baitussajidin27/?ref=bookmarks
Merayakan peringatan Maulid Nabi Saw pada dasarnya adalah sambutan dan penghormatan terhadap beliau. Sambutan dan penghormatan terhadapnya merupakan perkara yang disyariatkan secara pasti (qath’i) karena termasuk prinsip utama dari segala prinsip dasar.
Peringatan maulid Nabi shollallohu 'alaihi wasallam merupakan ungkapan kegembiraan dan kebahagiaan terhadap Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam yang mana orang kafir pun dapat memperoleh manfaat dari kegembiraan itu seperti yang terjadi pada Abu Lahab. Imam Bukhori meriwayatkan :
قَالَ عُرْوَةُ : وثُوَيْبَةُ مَوْلاَةٌ
لِأَبِي لَهَبٍ: كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا، فَأَرْضَعَتِ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ
بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ، قَالَ لَهُ: مَاذَا لَقِيتَ؟ قَالَ أَبُو
لَهَبٍ: لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ
بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ
"Urwah berkata; Tsuwaibah adalah bekas budak Abu Lahab. Waktu itu, Abu Lahab membebaskannya, lalu Tsuwaibah pun menyusui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan ketika Abu Lahab meninggal, ia pun diperlihatkan kepada sebagian keluarganya di alam mimpi dengan keadaan yang memprihatinkan. Sang kerabat berkata padanya, "Apa yang telah kamu dapatkan?" Abu Lahab berkata."Setelah kalian, aku belum pernah mendapati sesuatu nikmat pun, kecuali aku diberi minum lantaran memerdekakan Tsuwaibah." (Shohih Bukhori, no.5101)
فقد جاء في البخاري أنه يخفف عن أبي لهب كل يوم الإثنين بسبب عتقه لثويبة جاريته لما بشّرته بولادة المصطفى صلى الله عليه وسلم. وهذا الخبر رواه البخاري في الصحيح في كتاب النكاح معلقا ونقله الحافظ ابن حجر في الفتح. ورواه الإمام عبد الرزاق الصنعانيفي المصنف ج ٧ ص ٤٧٨
Dalam hadits di atas yang diriwayatkan Imam al-Bukhori. dikisahkan ketika Tsuwaibah, budak perempuan Abu lahab, paman nabi , menyampaikan berita gembira tentang kelahiran bayi yang sangat mulia , Abu Lahab pun memerdekan Tsuwaibah sebagai tanda cinta dan kasih. Dan karena kegembiraannya, kelak di hari kiamat siksa atas dirinya diringankan setiap hari senin tiba.Orang Kafir saja ( Abu Lahab ) diringankan adzabnya setiap hari senen karena gembira dengan kelahiran Rasulullah SAW, bagaimana dengan orang yang sepanjang hidupnya selalu bergembira dengan kelahiran junjungannya Muhammad SAW dan matinya dalam keadaan bertauhid.
Rasulullah sendiri pernah merayakan hari kelahiran beliau sendiri yaitu dengan berpuasa pada hari senin. Ketika ditanyakan oleh para shahabat beliau menjawab :
فيه ولدت وفيه أُنزل عليَّ
"Pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu pula aku (untuk pertama kali) menerima wahyu." (Shohih Muslim,no.1162 dan Musnad Ahmad, no.22550)
Pembacaan kisah maulid yang mulia yang dapat menghantarkan kita untuk mengucapkan sholawat dan salam atas beliau sebagaimana hal tersebut dianjurkan dalam Al-qur'an, dengan firman Alloh :
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
”Sesungguhnya Allah SWT dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya". (Q.S. Al-Ahzab : 56)
Kita memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dengan dasar-dasar yang benar
Pertama: Kita memperingati Maulid Nabi bukan hanya pada hari kelahirannya, tapi selalu dan selamanya, di setiap waktu dan setiap kesempatan, ketika kita mendapatkan kegembiraan, lebih-lebih lagi pada bulan kelahiran beliau, yaitu Rabi’ul Awwal, dan pada hari kelahiran baginda, hari Senin.
Tidak layak seorang yang berakal bertanya, “Mengapa kamu memperingatinya?” Seolah-olah dia bertanya, “Mengapa kamu bergembira dengan adanya Nabi S.A.W.?”.
Apakah sah bila pertanyaan ini timbul dari seorang yang Islam, yang mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah? Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang bodoh dan tidak memerlukan jawaban. Seandainya saya, misalnya, harus menjawab, cukuplah saya menjawabnya demikian, “Saya memperingatinya karena saya gembira dan bahagia dengan Baginda, saya gembira dengan Baginda, sebab saya mencintainya, dan saya mencintainya sebab saya seorang mukmin”.
Kedua: Yang dimaksudkan dengan peringatan Maulid adalah, berkumpul untuk mendengarkan siroh Baginda dan mendengarkan pujian-pujian tentang diri Baginda, juga memberi makan orang-orang yang hadir, memuliakan orang-orang fakir dan mereka yang memerlukan, serta menggembirakan hati orang-orang yang mencintai Baginda.
Ketiga: Kita tidak mengatakan bahwa peringatan Maulid itu dilakukan pada malam tertentu dan dengan cara tertentu, yang dinyatakan oleh nas-nas syariat secara jelas, seperti sholat, puasa, dan ibadah yang lain. Tidak macam itu.
Peringatan Maulid tidak seperti sholat, puasa, dan lain-lain. Tetapi juga tidak ada dalil yang melarang peringatan ini, karena berkumpul untuk mengingat Allah dan Rasul-Nya serta hal-hal lain yang baik adalah sesuatu yang harus diberi perhatian, terutama pada bulan Maulid.
Keempat: Berkumpulnya orang untuk memperingati acara ini adalah ajakan terbesar untuk dakwah, dan merupakan kesempatan yang sangat berharga yang tak boleh diabaikan. Bahkan, para da’i dan ulama, wajib mengingatkan manusia tentang Nabinya, baik akhlaknya, hal ihwalnya, sirohnya, muamalahnya, maupun ibadahnya. Di samping itu menasehati mereka menuju kebaikan dan kebahagiaan serta memperingatkan mereka dari bala, bid’aah, keburukan, dan fitnah.
Setiap Rumah, masjid atau tempat yang di dalamnya dibacakan Zikir maulid Nabi Saw., rumah itu akan dikelilingi oleh malaikat dan dipenuhi rahmat serta cahaya. Malaikat yang mengelilingi tempat tersebuta adalah : “Jibril
As., Mika-il As., Israfil As., Qarba-il As., Aina-il As., ash-Shafun As.,
al-Hafun As., al-Karubiyun As.”.
Mereka berdo’a kepada orang-orang yang menjadi penggerak acara baca Zikir Nabi Saw.
Mereka berdo’a kepada orang-orang yang menjadi penggerak acara baca Zikir Nabi Saw.
Al-Imam Jalaluddin As-Suyuthi juga berkata “setiap rumah yang di dalamnya dibacakan
Maulid nabi, akan dijauhkan penghuninya dari kemarau, wabah, kebakaran,
penyakit, bala, kesukaran, kemarahan, dengki, pandangan buruk, dan
pengintaian. Apabila penghuni rumah tersebut meninggal, maka akan
dimudahkan oleh Allah Swt. dalam menjawab pertanyaan Mungkar dan Nakir,
dan ia akan di tempatkan pada “maq’ada shidqin” (tempat duduk orang-orang baik/benar) disisi “malik Muqtadir” (Allah Swt.)”.
Maulid Nabi S.A.W., meskipun tiada di zaman Rasulullah S.A.W., sehingga
menjadi bid’ah; adalah bid’ah hasanah (bid’ah yang baik). Ia termasuk di
dalam dalil-dalil syara’ dan kaedah-kaedah kulliyyah (yang bersifat
global).
Selasa, 07 November 2017
Alhamdulillah
https://www.facebook.com/Baitussajidin27/?ref=bookmarks